Dompu, Realitanya.Com- Pasca banjir pada 19/01/2025, Dikes Dompu melaksanakan fogging di beberapa desa/kelurahan di Kecamatan Dompu dan Woja yang terdampak banjir.
Kadikes Dompu melalui Kabid P2P, Hj. Maria Ulfa, mengatakan fogging pasca banjir antara lain di Kelurahan Bali, Bada, Potu, Karijawa dan Desa Mbawi Kecamatan Dompu. Sedangkan di Kecamatan Woja yakni pada Kelurahan Simpasai, Kandai II, Montabaru, Dorebara, Bakajaya dan Wawonduru.
Lanjutnya, fogging dilakukan sekitar pukul 07.30 hingga pukul 09.00 pagi dan jam 15.30 hingga pukul 18.30 sore. “ Momen tersebut merupakan waktu yang strategis bagi nyamuk Aedes sp (penyebab penularan penyakit demam berdarah) aktif dan beraksi menggigit manusia,”terangnya.
Fogging atau pengasapan adalah tindakan pengasapan dengan bahan insektisida yang bertujuan untuk membunuh nyamuk khususnya pembawa (vektor) penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Sejatinya, menghilangkan jentik-jentik nyamuk (larva) itu jauh lebih mudah daripada mengendalikan saat sudah menjadi nyamuk dewasa. Dalam kesempatan tersebut pula, Tim Surveilans yang terpadu dengan Promosi Kesehatan Puskesmas Dompu Timur, Kota, Dompu Barat menghimbau masyarakat untuk rutin, berkelanjutan, bersama-sama membiasakan pencegahan DBD dengan PSN tersebut yaitu melalui 3 upaya dalam 3M plus, yang terdiri dari : 1) Menguras bak mandi/penampungan air; 2) Menutup semua penampungan air; 3) Memusnahkan/menyingkirkan barang bekas yang dapat menampung air; dan tidak menggantung baju yang dapat menjadi tempat nyamuk serta menggunakan Lotion Anti Nyamuk atau obat pembasmi/pengusir nyamuk.
Pemberitaan sebelumnya angka serangan DBD terhadap warga Dompu terus meningkat sejak awal musim hujan Bulan November 2024 hingga Januari 2015.
Kabid P2P Dikes Dompu, Hj. Hj. Maria Ulfa, mengatakan, DBD merupakan wabah yang berbahaya. Saking ganasnya, selama 4 minggu terakhir, sedikitnya ada dua orang Balita yang meninggal dunia yakni berasal dari kecamatan Pako 1 orang dan Kecamatan Pekat 1 orang.
Ia menjalaskan, DBD menular melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang terinfeksi virus dengue.
“ Dimana proses penularan dari Nyamuk Aedes aegypti menggigit orang yang terinfeksi virus dengue kemudian menggigit lagi orang yang sehat sehingga terinveksi virus DBD,”katanya.
Virus dengue masuk ke dalam tubuh orang yang digigit. Gejala DBD biasanya muncul 4–10 hari setelah digigit nyamuk. Gejala tersebut meliputi, demam tinggi, sakit kepala, nyeri di sekitar mata, tubuh terasa pegal dan nyeri dan mual dan muntah. “Disamping itu terdapat bintik-bintik merah di kulit” terangnya.
Katanya, DBD juga bisa menular melalui transmisi ibu, yaitu ketika wanita hamil yang terinfeksi virus DBD menularkannya kepada janin yang dikandung.
Sejauh ini Dikes Dompu tengah memerangi DBD agar tak merebak ke mana-mana. DBD dapat dicegah dengan mengurangi tempat berkembang biaknya nyamuk, seperti genangan air, bak mandi, dan pot bunga.
Untuk memutus perkembangan jentik nyamuk penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD), masyarakat perlu melakukan kegiatan 3M Plus. “3M Plus adalah singkatan dari Menguras, Menutup, dan Mendaur Ulang,”katanya.
Berikut cara melakukan 3M Plus yakni menguras tempat penampungan air seperti bak mandi, ember, tempayan, dan penampungan air lainnya. Gosok dinding bak mandi untuk membersihkan telur nyamuk. Kemudian menutup rapat tempat penampungan air agar nyamuk tidak bisa masuk dan bertelur. Lalu mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Selain itu, masyarakat dapat menaburkan bubuk abate atau larvasida pada tempat penampungan air dengan Abate yang tersedia di Puskemas terkat. Karena baru-baru ini pihaknya telah mendistribusikan Abate ke masing-masing Puskemas agar dibagikan secara gratis ke masyarakat.
Selain, pada saat itu agar memasang obat nyamuk atau kelambu. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi di rumah, menanam tanaman pengusir nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
Terlebih lagi harus ada gerakan gotong royong untuk membersihkan lingkungan serta menerapkan pola hidup sehat dan bersih. (ADV)