Dompu,Realitanya.Com- Kabupaten Dompu memiliki potensi lahan untuk penanaman rumput laut mencapai 3700 hektar. Demikian ungkap Kabid Perikanan Budidaya Dislutkan Dompu, Nurkumala, S.PI.
Sebanyak 7 Kecamatan pasisir di wilayah Kabupaten Dompu, tercatat hanya 1 Kecamatan yang tidak layak untuk dikembangkan budidaya rumput laut yakni Kecamatan Pajo, karena struktur pantainya berlumpur. Jika dipaksakan, maka kualitas rumput laut yang dihasilkan sangat buruk dan tidak akan mendapat tempat di pangsa pasar.
Padahal, rumput laut merupakan barang ekspor yang tentu harus betul-betul berkualitas.
Sementara di 6 Kecamatan yang cocok dikembangkan rumput laut yakni Kecamatan Hu,u, Kecamatan Woja, Kecamatan Manggelewa, Kecamatan Kempo, Kecamatan Kilo dan Kecamatan Pekat.
Pada jaman Bupati H. Syaifurahman, SE, ke 6 Kecamatan itu pernah dilaksanakan program Darusalam yang bergerak dibidang pemberdayaan dan pengembangan rumput laut jenis cottoni. Program ini berjalan sukses, dimana para petani rumput laut merasa terbantu, mulai dari penyiapan bibit rumput laut sampai pada tali pengait maupun sarana lain seperti perahu.
Luas lahan yang ditanami rumput laut mencapai 3.700 hektar. “Pada saat itu petani gerakan penanaman rumput laut berjalan sukses dan petani bisa memetik hasilnya. Bahkan ada kebun bibitnya,”ujarnya.
Namun setelah terjadi perubahan kepemimpinan, program Darusalam tak berlanjut dan intervensi anggaran daerah terhadap budaya rumput laut berangsur hilang sampai saat ini.
Wilayah yang masih bertahan dengan budidaya rumput untuk sekarang hanya di Kecamatan Manggelewa, tepatnya di Ncuni dan Desa Kawangko. Sedikitnya 300 nelayan memanfaatkan lahan seluas 500 hektar untuk budidaya rumput laut. Pasalnya ada perusahaan yang berkerjasama dengan petani rumput laut karena melihat masyarakat yang konsisten dengan kegiatan budidaya rumput laut.
Untuk harga rumput laut kering saat ini mencapai Rp.15.000/kg. “Namun harga fluktuatifnya terkadang naik sampai 20.000 /kg. Sebenarnya dengan barga Rp.15.000 saja, petani sudah dapat untung,”katanya.
Hanya saja memang tak bisa dipungkiri, petani rumput di 6 Kecamatan tersebut masih terkendala dengan masalah bibit sehingga mereka tak menanam rumput laut. Untuk memperoleh bibit, mereka harus merogoh keoceh dalam – dalam yakni berkisar antara Rp. 1 juta – 1,5 juta per tali bibit dan membelinyapun harus di diluar daerah yakni di Sumbawa dan Bima. “Rata -raya petani rumput laut kepengen kembali membudidaya rumput laut, akan tetapi mereka terkendala dengan bibit rumput laut,”katanya.
Karena demikian pihaknya berharap pada pemangku jabatan di Pemda Dompu untuk memperhatikan nasib para petani rumput laut serta mengintervensi program budidaya rumput laut dengan bantuan anggara dari APBD daerah setempat. Supaya masyarakat pesisir dapat menikmati pendapatan yang layak dan hidup sejahtera. (ADV)