Dompu,Realitanya.Com- Kabupaten Dompu resmi ditetapkan sebagai daerah dengan kategori Kejadian Luar Biasa (KLB) demam berdarah dengue.
Penetapan status KLB demam berdarah Kabupaten Dompu sebagai satu-satunya daerah di NTB, adalah mengacu pada Peraturan Mentri Kesehatan (Permenkes) nomor 1501 tahun 2010, dimana dalam peraturan tersebut menerangkan bahwa penetapan status KLB pada suatu daerah apabila kondisi wabah penyakit mengalami peningkatan 50 persen dari tahun sebelumnya.
Kabid P2P Dikes Dompu, Hj.Maria Ulfa, menjelaskan sejak musim hujan November 2024 hingga minggu ke empat tahun 2025, penderita DBD sangat meningkat, bahkan ada dua orang Balita meninggal dunia karena terjangkit DBD. Di Bulan Januari tahun 2024 lalu jumlan pederita DBD -0, sedangkan di Januari tahun 2025, mencapai 27 kasus DBD. “Memang penderita DBD di musim hujan tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2024 lalu,” tuturnya.
Berdasarkan data laporan terkait jumlah penderita DBD di Kabupaten Dompu dari Bulan November 12 kasus, Desember – 80 kasus, Januari mencapai 72 kasus. “Sebenarnya kami meng-update data terkait jumlah DBD yang dirawat di rumah sakit dan puskemas, tiap Minggu,” katanya.
Lanjutnya, wilayah yang paling rawan DBD berada di Kecamatan Dompu dan Woja. Memang kedua wilayah ini kerap menyandang status edemi DBD karena didukung oleh kondisi lingkungan yang tidak sehat ditambah lagi dengan tingkat kepadatan penduduk.
Gerak cepat Dikes Dompu dalam memangkas penyebaran nyamuk mematikan terus tengah berlangsung. Langkah tersebut diantaranya dengan menyuplai abatesasi ke masing-masing Puskas, desa dan kelurahan. “Kita akan droping ke semua Puskemas dan Desa Abate, supaya disalurkan ke masyarakat obat ini,”katanya.
Abatisasi adalah kegiatan menaburkan bubuk abate pada tempat-tempat yang tergenang air. Tujuannya adalah untuk membunuh jentik nyamuk Aedes aegypti dan mencegah penyebaran penyakit demam berdarah (DBD).
Abatisasi dapat dilakukan secara selektif atau massal. Abatisasi selektif dilakukan di tempat-tempat penampungan air (TPA) di rumah penduduk. Sementara itu, abatisasi massal dilakukan di lokasi terjadinya KLB DBD.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan abatisasi,
Abatisasi hanya dilakukan di tempat-tempat air tergenang, seperti bak mandi, jambangan bunga, dan selokan kecil.
Abate tidak berbahaya bagi manusia.
Abatisasi dapat diulang setiap 2-3 bulan sekali.
Abatisasi sebaiknya dilakukan secara preventif, tidak hanya ketika sudah ada laporan kasus DBD.
Kegiatan Abatesasi sangat efektif dibandingkan penyemprotan. Karena dengan abatesasi, jentik – jentik nyamuk akan sangat mudah dibasmi.
Mengulas pemberitaan sebelumnya Dompu dalam kondisi darurat Demam Berdarah Dengue (DBD) saat ini. Tentu saja hal ini menjadi pukulan telak bagi Pemda Dompu khususnya dinas tehnis Dikes Dompu.
Saat ini tercatat sebanyak 72 kasus DBD yang tersebar di delapan kecamatan. Meski demikian, Kecamatan Dompu dan Woja tetap mendominasi sebagai penderita DBD terbanyak dibandingkan 6 Kecamatan lainnya.
Diperlukan kewaspadaan tingkat tinggi bagi Dikes Dompu dalam menangkal DBD agar tidak semakin menjalar ke semua wilayah di Dompu. Karena demikian berbagai trobosan telah dijalankan Dikes setempat guna memangkas mata rantai penyebaran DBD.
Diantaranya dengan mengeluarkan surat himbauan kepada seluruh masyarakat Dompu melalui Puskemas, Desa dan Kelurahan tentang bahaya laten DBD serta pola penanganan untuk memutus mata rantai penyebarannya.
Masyarakat harus respek dan lebih proaktif dalam memerangi DBD. Demam berdarah dapat dilawan dengan pola hidup bersih dan sehat. Nyamuk demam berdarah (DBD) atau Aedes aegypti berkembang biak di tempat yang memiliki air bersih yang tergenang. Tempat-tempat tersebut bisa berada di dalam maupun di luar rumah.
Berikut adalah beberapa tempat yang bisa menjadi sarang nyamuk DBD:
Bak mandi, Tempayan, Drum, Tangki reservoir, Ember, Pot bunga, Tempat minum hewan peliharaan, Kolam renang, Tempat sampah, Air cooler.
Untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk DBD. Yang bisa melakukan hal-hal berikut,
menguras tempat-tempat penampungan air secara teratur, menjaga kebersihan lingkungan. Mencari jentik-jentik nyamuk, membuang air yang terkumpul di nampan pot.
Menjaga agar tanah di dalam pot tetap bersih
,menjaga agar air cooler tetap kering saat tidak digunakan (ADV/*)