Dompu,Realitanya.Com- Sektor perikanan dan udang merupakan salah satu komuditi unggulan di daerah Kabupaten Dompu.
Bedasarkan catatan nasional, NTB menempati posisi tertinggi penghasil udang ekspor dari Indonesia dengan presentase mencapai 45 persen dan dari angka tersebut, Kabupaten Dompu menyumbang 20 persen penghasil udang dari Kabupaten/Kota lain di NTB. Demikian ungkap Kadislutkan Dompu, Amiruddin S.Hut kepada media ini di ruangan kerjanya.
Dari 20 persen penghasil udang di NTB, tentunya Kabupaten Dompu berada di urutan ke 6 dari kabupaten/kota lainnya.
Ia menjelaskan luas lahan tambak di Dompu mencapai 3.700 hektar lebih.
Ditinjau dari luas potensi tambak di Dompu, sudah tentu produktivitas udang belum mencapai hasil yang maksimal. Karena dominan penambak dilakukan secara konvensional atau padat modal dibandingkan dengan penambak pola intensifikasi. Kendati produktifitas udang di wilayah bermoto “ nggahi Rawi Pahu” belum mencapai hasil yang maksimal, namun Dislutkan terus berupaya memotivasi para petani tambak agar terus memajukan usaha tambak dengan cara yang tepat agar mencapai hasil yang maksimal.
Tambak konvensional adalah tambak yang digunakan untuk budidaya ikan atau udang tanpa tumbuhan mangrove. Tambak ini merupakan salah satu metode budidaya akuakultur yang telah lama digunakan di daerah pesisir Dompu.
Beberapa tantangan yang dihadapi dalam budidaya tambak konvensional, antara lain, kualitas air yang tidak stabil, efisiensi pakan yang rendah, kerentanan terhadap penyakit, penggunaan antibiotik dan pestisida yang dapat mencemari rantai makanan, polusi udara akibat pelepasan gas metana, bau tidak sedap dari pengolahan limbah
Konflik sosial akibat persaingan sumber daya air dan lahan, untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, petambak dapat beralih ke metode budidaya modern. (ADV)